Langsung ke konten utama

Pemeriksaan Urine ....

Pemeriksaan urin merupakan pemeriksaan penyaring yang dipakai untuk mengetahui adanya kelainan di dalam saluran kemih yaitu dari ginjal dengan salurannya, kelainan yang terjadi di luar ginjal, untuk mendeteksi adanya metabolit obat seperti zat narkoba dan mendeteksi adanya kehamilan. Pemeriksaan urin meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik/sedimen dan kimia urin. Pada penyakit ginjal dapat diketahui adanya kerusakan ginjal, saluran kemih seperti infeksi, radang, adanya trauma atau keganasan. Kelainan yang terjadi di luar ginjal juga dapat dideteksi dengan pemeriksaan urin, seperti adanya diabetes melitus (DM) dapat diketahui dengan pemeriksaan glukosa urin, hepatitis dengan memeriksa adanya bilirubin dalam urin; perdarahan saluran kemih dapat pula diketahui terutama yang belum terlihat warna merah dalam urin yang disebut mikrohematuria. Dengan adanya penyalahgunaan obat akhir-akhir ini dapat diketahui hasil metabolit obat narkotika di dalam urin.
Nama Lain
:
Urine Rutin, Urinalisis, UL
Definisi
:
Pemeriksaan urine yang meliputi Uji Makroskopik, Uji Kimiawi dan Uji Mikroskopik
Sampel
:
urine pagi lebih dianjurkan karena lebih pekat (terkonsentrasi)
Untuk menghindari kontaminasi, bersihkan dahulu alat kelamin lalu saat berkemih (kencing) buanglah urine yang pertama keluar, tampung urine tengah (midstream) dan buang lagi urine yang terakhir keluar. Untuk perempuan yang sedang menstruasi sebaiknya menunda pemeriksaan urine karena dapat mengkontaminasi urine
Pemeriksaan
:
Setiap Hari
Nilai Rujukan
:
Bervariasi tiap laboratorium.
Warna: Kuning
Kejernihan: Jernih
Berat Jenis: 1,003 – 1,030
pH: 4,68,5
Protein: Negatif
Glukosa: Negatif
Keton: Negatif
Bilirubin: Negatif
Urobilinogen: Normal
Leukosit (esterase): Negatif
Darah: Negatif
Nitrit: Negatif
Sedimen:
- Eritrosit: 0 – 1 /lpb
- Leukosit: 0 – 4 /lpb
- Epitel: 5 – 15 /lpk
- Silinder: Negatif
- Kristal: Negatif
- Lain-lain: Negatif
Hasil Abnormal
:
Warna:
Tidak berwarna / pucat: banyak minum, diabetes insipidus, minum alkohol
Merah / merah kecoklatan: hemoglobinuria, porfirin, kontaminasi dengan menstruasi, obat, azo gantrisin, dilantin, kaskara, klorpromazin, makanan / zat warna makanan
Kebiruan / kehijauan: Toksemia, Pseudomonas
Coklat / Hitam: Keracunan, obat
Keruh:
Bakteri, lekosit, pus, eritrosit, fosfat, cairan sperma, asam urat, lemak
Bau:
Amonia: pecahan urea oleh bakteri
Busuk: bakteri (infeksi saluran kencing)
Manis / bau buah: asidosis diabetika, kelaparan
Urobilinogen dan Bilirubin:
Sirosis hepatitis berat, bilirubin, cairan empedu
PH:
< 4,6: asidosis metabolic, asidosis respiratorik, diare berat, diet tinggi protein hewani, obat
> 8,5: bakteriurea, infeksi saluran kencing, obat
Berat jenis:
< 1,005 : Diabetes insipidus, banyak minum, kelebihan cairan, penyakit ginjal, kekurangan atau kelebihan kalium
> 1,026 : Kurang minum, Diabetes mellitus, muntah, diare, dehidrasi

Glukosa:
Diabetes mellitus, gangguan sistim syaraf pusat, infus glukosa
Keton:
Ketoasidosis, kelaparan, diet rendah protein
Eritrosit:
> 2 plp : trauma ginjal, penyakit ginjal, batu ginjal, sistitis, lupus nefritis, obat, kontaminasi menstruasi
Lekosit:
4 plp : infeksi saluran kencing, penyakit ginjal, Lupus nefritis

Urine, atau dengan kata lain adalah air seni, merupakan zat yang dikeluarkan oleh tubuh kita setiap harinya secara alami (tanpa menggunakan alat bantu, seperti jika kita ingin mengeluarkan darah, kita harus membutuhkan jarum). Zat merupakan salah satu hasil pembuangan dari tubuh kita.
Sebelum dibuang oleh tubuh, urine telah melalui proses metabolisme di dalam tubuh. Karena itu urine mempunyai indikator-indikator yang bermakna untuk diperiksa. Pemeriksaan urine tidak hanya memberikan fakta-fakta tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi kita dapat mengetahui fungsi berbagai organ dalam tubuh, seperti hati, saluran empedu, pankreas, dan lain-lain.  
Waktu pengambilan sampel urine dapat berupa:
a.     Urine sewaktu
o  Urine yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus.
o  Biasanya cukup baik untuk pemeriksaan rutin urine.
b.    Urine pagi
o  Urine yang pertama kali dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
o  Lebih pekat dari urine yang dikeluarkan pada siang hari. Jadi, baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, dan sebagainya.
c.     Urine postprandial
o  Urine yang pertama kali dikeluarkan 1 ½-3 jam setelah makan.
o  Baik untuk pemeriksaan terhadap glukosuria (adanya glukosa (gula) dalam urine yang biasa ditemukan pada penderita kencing manis (diabetes mellitus)).
d.    Urine 24 jam
o  Urine yang dikeluarkan selama 24 jam (misalnya, dari jam 5 pagi (ketika pasien bangun tidur, urine yang dikeluarkan pertama kali setelah bangun tidur dibuang, lalu urine selanjutnya ditampung) sampai jam 5 pagi hari besoknya sehingga dibutuhkan juga pengawet urine).
o  Baik untuk pemeriksaan terhadap penetapan kuantitatif zat dalam urine, misalnya jumlah, berat jenis, kuantitas protein dan glukosa, elektrolit urine, dan sebagainya.
o  Kadang kala, ditampung terpisah-pisah dalam beberapa botol dengan maksud tertentu. Misalnya, pada pasien kecing manis. Untuk melihat banyaknya glukosa yang dikeluarkan dari santapan (waktu makan) satu hingga santapan (waktu makan) berikutnya. Sampel pertama ialah urine dari makan pagi sampai makan siang; sampel kedua dari makan siang sampai makan malam, dan yang ketiga, dari makan malam sampai makan pagi esok harinya. Jadi, dapat ditentukan gula waktu kapan yang tinggi.
e.     Urine 3 gelas dan urine 2 gelas
o  Digunakan pada pemeriksaan urologik dan dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang letak radang atau lesi lain yang mengakibatkan adanya nanah atau darah dalam urine.
o  Biasanya dilakukan pada laki-laki. Namun, pada wanita juga dapat dilakukan
o  Caranya adalah:
Ke dalam gelas pertama, ditampung 20-30 ml urine yang mula-mula keluar. Pada laki-laki, urine ini terutama berisi unsur-unsur dari prostat bagian depan yang hanyut oleh arus urine. Kadang, terdapat juga sel-sel yang hanyut dari prostat bagian yang lebih atas. Ke dalam gelas kedua, ditampung urine berikutnya. Urine ini terutama mengandung unsur-unsur dari kandung kemih. Beberapa ml urine terakhir ditampung ke dalam gelas ketiga. Pada laki-laki, urine ini mengandung unsur-unsur dari prostat bagian atas serta getah prostat yang terperas keluar pada akhir berkemih. Untuk mendapatkan urine 2 gelas, caranya serupa dengan di atas, hanya saja gelas ketiga ditiadakan dan ke dalam gelas pertama ditampung sekitar 50-75 ml urine.  
Itulah pentingnya untuk memilih sampel urine yang sesuai dengan tujuan pemeriksaan, karena beda waktu pengambilan beda pula tujuan yang ingin didapat pada pemeriksaan urine.
Pemeriksaan urine yang umum dilakukan adalah pemeriksaan rutin urine (urine lengkap/urinalisis) dan fungsi ginjal. Jenis pemeriksaan yang termasuk pemeriksaan rutin urine dapat berbeda-beda pada tiap rumah sakit. Umumnya, pemeriksaan rutin urine yang dilakukan adalah pemeriksaan terhadap jumlah, maskroskopis (warna dan kejernihan), berat jenis, bau, pH (derajat keasaman), sedimen, protein, glukosa, keton, dan bilirubin urine. Sedangkan pemeriksaan fungsi ginjal, yang umumnya diperiksa adalah kadar ureum, kreatinin, asam urat, dan elektrolit urine.
Pemeriksaan Rutin Urine (Urine Lengkap/Urinalisis)
a.    Jumlah urine
Pengukuran jumlah urine bermanfaat untuk menentukan gangguan fungsi ginjal, kesetimbangan cairan tubuh, dan pemeriksaan kuantitatif urine. Banyak sekali faktor yang berpengaruh pada jumlah pengeluaran urine, yaitu umur, berat badan, jenis kelamin, makanan dan minuman, suhu tubuh, iklim, dan aktivitas orang yang bersangkutan. Rata-rata jumlah pengeluaran urine 24 jam antara 800-1300 ml pada orang dewasa di daerah tropis. Volume urine dapat kurang atau lebih daripada normal. Volume urine 24 jam yang kurang dari normal dapat disebabkan oleh dehidrasi, adanya gangguan pada ginjal, atau sumbatan pada saluran kemih. Volume urine 24 jam yang lebih dari normal dapat disebabkan oleh banyak minum, menderita kencing manis, konsumsi zat-zat yang mengandung kafein atau alkohol, atau gangguan ginjal yang progresif.
b.    Bau urine
Bau urine yang normal, tidak keras. Bau urine yang normal disebabkan dari sebagian oleh asam-asam organik yang mudah menguap.
c.    Warna urine
Pada umumnya, warna urine ditentukan oleh volume pengeluaran urine, makin banyak volume pengeluaran urine, makin muda warna urine, dan sebaliknya. Biasanya warna normal urine berkisar antara kuning muda dan kuning tua. Perubahan warna urine dapat disebabkan oleh hasil metabolisme yang tidak normal, suatu jenis makanan, misalnya zat warna atau obat tertentu, kuman-kuman tertentu, adanya darah, atau unsur-unsur yang dalam keadaan normal pun ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah yang besar.
c.     Kejernihan urine
Dalam hal ini, penting untuk menentukan apakah urine itu telah keruh pada waktu dikeluarkan atau pada waktu kemudian, yaitu jika dibiarkan (urine tidak langsung diperiksa, tetapi dibiarkan). Kekeruhan disebabkan oleh mengendapnya sel-sel dan lendir dari saluran kemih. Oleh sebab itu, tidak semua urine yang keruh bersifat tidak normal. Kekeruhan yang lainnya dapat disebabkan oleh adanya unsur-unsur yang dalam keadaan normal pun ada, tetapi sekarang ada dalam jumlah yang besar, bakteri, atau lemak.  
Sebab-sebab urine keruh dari mula-mula :
o   Fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah besar, mungkin terjadi sesudah orang makan banyak.
o   Bakteri.
o   Unsur sedimen dalam jumlah besar, seperti eritrosit, leukosit dan sel epitel.
o   Cylus dan lemak.
o   Benda-benda koloid.
Sebab-sebab urine keruh menjadi keruh setelah dibiarkan :
o   Nubecula.
o   Urat-urat amorf.
o   Fosfat amorf dan karbonat.
o   Bakteri.
d.    Berat jenis urine
Berat jenis urine merupakan pengukuran jumlah partikel yang terlarut di dalam urine. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kemampuan ginjal dalam memekatkan atau mengencerkan urine. Berat jenis urine 24 jam orang normal biasanya berkisar antara 1,003-1,030 (nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap laboratorium, tergantung dari jenis dan standarisasi alat yang digunakan). Berat jenis urine yang tinggi dapat disebabkan oleh kurangnya konsumsi cairan, adanya gula dalam urine (biasanya pada penderita kencing manis), protein dalam urine (biasanya pada penderita gangguan ginjal), atau obat-obatan tertentu.
e.     pH (derajat keasaman) urine
Batas normal pH urine ialah 4,6-8,5 (nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap laboratorium, tergantung dari jenis dan standarisasi alat yang digunakan). Urine yang digunakan haruslah urine yang segar atau diberi pengawet karena urine yang mengalami pembusukan dapat mencapai pH sebesar 9 sehingga mengaburkan hasil pemeriksaan. Selain itu, pH urine di atas normal juga dapat disebabkan oleh makanan tertentu, seperti daging atau obat-obatan tertentu. pH urine di bawah normal dapat disebabkan oleh adanya gangguan ginjal atau obat-obatan tertentu. Pemeriksaan ini juga dapat memberi petunjuk ke arah penyebab adanya infeksi saluran kemih bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi saluran kemih yang lainnya.  
f.     Sedimen urine
Urine yang digunakan pada pemeriksaan sedimen urine adalah urine yang segar atau urine yang dikumpulkan dengan pengawet. Yang paling baik adalah urine pekat yang mempunyai berat jenis 1,023 atau lebih (lebih mudah didapat bila memakai urine pagi). Umumnya, sedimen urine dibagi atas 2 golongan, yaitu golongan organik dan golongan anorganik.  Beberapa sedimen urine secara normal memang ada di dalam urine (misalnya sel epitel, leukosit, eritrosit, silinder tertentu, kristal tertentu), namun jika jumlahnya meningkat, hal ini juga dapat menunjukkan adanya gangguan di dalam saluran kemih.
g.    Protein urine
Ginjal yang sehat dapat menyaring semua protein dari darah dan menyerapnya kembali sehingga tidak akan ada atau kalau pun ada di urine, jumlahnya sangat sedikit. Urine yang normal hanya mengandung sedikit protein, yaitu di bawah 150 mg/24 jam (biasanya ditandai dengan tanda -). Jika terdapat kadar protein urine di atas 150 mg/24 jam, hal ini dapat disebabkan oleh adanya gangguan pada ginjal.
h.    Glukosa (gula) urine
Pemeriksaan glukosa urine terutama diperuntukkan untuk menyaring penderita kencing manis. Jika kadar glukosa di darah sudah di atas 180 mg/dL, maka glukosa juga akan terdeteksi di urine. Keadaan yang dapat menyebabkan adanya glukosa dalam urine adalah gangguan hormon, gangguan hati, atau gangguan metabolisme. Selain itu, terdapat juga beberapa zat yang sebetulnya bukan glukosa, tetapi terdeteksi sebagai glukosa pada urine sehingga dapat terjadi hasil negatif palsu. Zat tersebut di antaranya adalah vitamin C, jenis gula lainnya (misalnya laktosa, fruktosa, dan sebagainya), pengawet (misalnya formalin), obat-obatan tertentu, dan sebagainya.
i.      Keton urine
Zat-zat keton merupakan zat yang mudah menguap sehingga urine yang diperiksa haruslah urine yang segar. Adanya keton mengindikasikan gangguan dalam metabolisme karbohidrat, misalnya pada penderita kencing manis yang tergolong diabetes mellitus tipe 1. Keton dalam urine juga dapat terjadi pada keadaan demam, hamil, gangguan metabolisme karbohidrat selain diabetes, atau penurunan berat badan atau kelaparan akibat pembatasan asupan karbohidrat.
j.      Bilirubin urine
Bilirubin merupakan produk pemecahan dari hemoglobin (zat yang tedapat di dalam darah). Sebagian besar bilirubin dikeluarkan melalui kandung empedu, dan sangat sedikit yang dikeluarkan melalui urine sehingga kadarnya sulit dideteksi pada pemeriksaan urine. Adanya bilirubin dalam urine dapat menandakan adanya gangguan hati atau sumbatan hati-kandung empedu.  

Pemeriksaan Fungsi Ginjal:
a.    Ureum urine
Ureum merupakan produk buangan yang dibentuk di hati dari hasil metabolisme protein dan dikeluarkan melalui urine. Batas normal nilai ureum urine adalah 6-17 g/hari (214-607 mmol/hari) (nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap laboratorium). Kadar ureum yang tinggi biasanya menandakan adanya gangguan pada ginjal, tetapi karena keberadaan ureum dipengaruhi oleh jumlah asupan protein yang dikonsumsi dan fungsi hati, maka pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan pemeriksaan kreatinin darah.


b.    Kreatinin urine
Kreatinin adalah produk buangan yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Kreatinin merupakan hasil metabolisme energi otot dan dikeluarkan seluruhnya oleh tubuh melalui ginjal. Oleh sebab itu, pemeriksaan kreatinin urine dapat digunakan sebagai pemeriksaan penyaring untuk mengevaluasi fungsi ginjal. Dalam melakukan pemeriksaan kreatinin urine, biasanya digunakan sampel urine yang dikumpulkan 24 jam. Batas normal kreatinin urine 24 jam adalah antara 50-100 mg/hari (nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap laboratorium), tetapi hasil ini tergantung dari usia, jenis kelamin, dan berat tubuh. Hasil yang tidak normal dapat menunjukkan adanya gangguan pada ginjal, gangguan otoimun, obstruksi saluran kemih, atau banyak mengonsumsi daging.  
c.    Asam urat
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir purin (konstituen asam nukleat yang berhubungan dengan gen). Produksi asam urat tergantung dari makanan yang dikonsumsi (misalnya hati, daging pankreas anak sapi, ginjal, dan sejenis ikan hering kecil (anchovy) dapat meningkatkan kadar asam urat). Normalnya, dua-pertiga sampai tiga-perempat asam urat dikeluarkan oleh ginjal, dan sebagian besar oleh saluran pencernaan. Batas normal pengeluaran asam urat dalam urine adalah 250-800 mg/hari (1,49-4,76 mmol/hari), namun nilai ini dapat berbeda-beda pada tiap laboratorium. Biasanya, pengeluaran asam urat dalam urine dapat meningkat pada keadaan gangguan pada ginjal, gangguan hati, gangguan metabolisme, gangguan hormon, tumor dan konsumsi obat-obatan tertentu. Kadar asam urat yang rendah biasanya juga didapatkan pada penderita gangguan ginjal yang lama (kronis). Akan tetapi, kadar asam urat yang tinggi atau rendah belum tentu mengindikasikan adanya gangguan sebab hal ini tergantung dari makanan yang dikonsumsi dan metabolisme, seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

d.   Elektrolit urine
Elektrolit terdapat dalam tubuh kita, dan keseimbangan elektrolit dalam tubuh sangat penting untuk menjalankan fungsi normal berbagai sel dan organ tubuh kita. Elektrolit yang umum diperiksa adalah natrium (sodium), dan kalium (potasium). Kedua elektrolit tersebut dikeluarkan oleh tubuh melalui ginjal. Urine yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan ini biasanya adalah urine 24 jam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hormon Prostaglandin

       Prostaglandin   adalah setiap anggota kelompok  l ipid   senyawa yang berasal enzimatis dari   asam lemak   dan memiliki fungsi penting dalam   hewan   tubuh.        Mereka adalah mediator dan memiliki berbagai kuat   fisiologis   efek, seperti mengatur kontraksi dan relaksasi otot polos jaringan. Prostaglandin tidak   hormon , tetapi   autokrin   atau   parakrin , yang bertindak secara lokal molekul messenger. Mereka berbeda dari hormon dalam bahwa mereka tidak diproduksi di lokasi diskrit tapi di banyak tempat di seluruh tubuh manusia. Juga, sel target mereka yang hadir di sekitar langsung dari situs ekskresi mereka (ada banyak). Prostaglandin, bersama dengan   tromboksan   dan   prostacyclins , membentuk   prostanoid   kelas turunan asam lemak, sebuah subclass dari eicosanoids.        Nama   prostaglandin   berasal dari  kelenjar prostat . Ketika prostaglandin pertama kali diisolasi dari   cairan mani   pada tahun 1935 oleh Swedia   fisiolog   Ulf von Euler , dan oleh MW

Asam Sitrat

                  Asam sitrat (C 6 H 8 O 7 ) adalah komponen alami dan metabolit umum tumbuhan dan hewan. Asam sitrat adalah asam organik yang paling fleksibel dan banyak digunakan dalam makanan, minuman, deterjen dan obat-obatan. Karena fungsi dan penerimaan lingkungan digunakan dalam aplikasi industri dan penelitian banyak untuk buffering, penyesuaian pH, dan juga sebagai sumber energi untuk metabolisme bakteri dikendalikan. Dalam bidang farmasi, asam sitrat dapat berfungsi sebagai Sequistering agent   0,3-2,0 %; larutan buffer 0,1-2,0 %; penimbul rasa pada sediaan cair 0,3-2,0 %. 1. Monografi Asam Sitrat                                                                                                                                                                                                                                Nama Resmi                   : Acidum Citricum Sinonim                             : 2-hydroxy propane-1,2,3-tricarboxyclic acid monohydrate.

Kelarutan

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu   zat kimia tertentu,   zat terlarut   ( solute ), untuk larut dalam suatu   pelarut ( solvent ). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada   kesetimbangan . Larutan hasil disebut   larutan   jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah   etanol   di dalam   air . Sifat ini lebih dalam   bahasa Inggris   lebih tepatnya disebut   miscible . Melarut tidaknya suatu zat dalam suatu sistem tertentu dan besarnya kelarutan, sebagian besar tergantung pada sifat serta intensitas kekuatan yang ada pada zat terlarut-pelarut dan resultan interaksi zat terlarut-pelarut. Dalam besaran kuantitatif kelarutan didefinisikan sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, dan secara kualitatif didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen. Suatu