STIBIUM, Sb (Ar
: 121,75)---STIBIDIUM (III)
Stibium adalah logam putih keperakan
yang mengkilap, dan melebur pada suhu 630 °C. Stidium tidak larut dalam asam
klorida, dan dalam asam sulfat encer. Dalam asam sulfat pekat yang paas ia
melarut perlahan-lahan dengan membentuk ion stibium (III) :
2Sb + 3H₂SO₄ + 6H⁺ → 2Sb³⁺ + 3SO₂↑ + 6H₂O
Asam nitrat mengoksidasikan stibium
menjadi suatu hasil yang tidak larut, yang dapat kita anggap sebagai campuran Sb₂O₃
dan Sb₂O₅. Anhidrida-anhidrida ini seterusnya
dapat dilarutkan dalam asam tartrat. Campuran asam nitrat dan asam tartrat,
melarutkan stidium dengan mudah.
Air raja melarutkan stidium, pada mana
terbentuk ion stibium (III) :
Sb + HNO₃ + 3HCl → Sb³⁺ + 3Cl⁻ + NO↑ + 2H₂O
Senyawa-senyawa stibium (III) mudah dilarutkan dalam asam, pada mana
ion Sb³⁺ adalah yang stabil. Jika larutan
dijadikan basa, atau konsentrasi ion hidrogen dikurangi dengan pengenceran,
terjadilah hidrolisis pada mana ion-ion antimonil, SBO⁺ terbentuk :
Sb³⁺ + H₂O SbO⁺ + 2H⁺
Reaksi-reaksi ion stibium (III)
1. Hidrogen sulfida :
endapan merah jingga stibium trisulfida, Sb₂S₃,
dari larutan-larutan yang tidak terlalu asam. Endapan larut dalam asam klorida
pekat panas (perbedaan dan metode pemisahan dari arsenik (III) sulfida dan
merkurium (II) sulfida), dalam amonium polisulfida (membentuk tioantimonat),
dan dalam larutan hiroksida alkali (membentuk antimonit dan tioantimonit).
2Sb³⁺ + 3H₂S → Sb₂S₃↑ + 6H⁺
|
|
Sb₂S₃↓ + 6HCl → 2Sb³⁺ + 6Cl⁻ + 3H₂S↑
|
|
Sb₂S₃↓ + 4S₂²⁻ → 2SbS₄³⁻ + S₃²⁻
|
|
2Sb₂S₃↓ + 4OH⁻ → SbO₂⁻ + 3SbS₂⁻ + 2H₂O
|
Dengan mengasamkan
larutan tioantimonat dengan asam klorida, mula-mula stibium pentasulfida
diendapkan, tetapi biasanya terurai sebagian menjadi sulfida dan belerang :
2SbS₄³⁻ + 6H⁺ → Sb₂S₅↓ + 3H₂S↑
|
|
Sb₂S₅↓ → Sb₂S₃↓ + 2S↓
|
Pengasaman campuran
antimonit-tioantimonit menghasilkan endapan trisulfida :
SbO₂⁻ + 3SbS₂⁻ + 4H⁺ → 2Sb₂S₃↓ + 2H₂O
2. Air : bila larutan
dituangkan ke dalam air, terbentuk endapan ptih antimonil klorida, SbOCL yang
larut dalam asam klorida dan dalam larutan tartrat (perbedaan dari bismut).
Dengan air yang berlebihan dihasilkan oksida terhidrasi Sb₂O₃.xH₂O.
3. Larutan natrium hidroksida
atau amonia : endapan putih stibium (III) oksida terhidrasi Sb₂O₃.xH₂O,
yang larut dalam larutan basa alkali yang pekat (5M) membentuk antimonit.
2Sb³⁺ + 6OH⁻ → Sb₂O₃↓ + 3H₂O
|
Sb₂O₃↓ + 2OH⁻ → 2SbO₂⁻ + H₂O
|
4. Zink : dihasilkan
endapan hitam yaitu stibium. Jika sedikit larutan stibium klorida itu dituang
diatas lembaran tipis platinum dan sekeping logam zink ditaruh di atas lembaran
itu, terbentuk noda hitam stibium di atas platinum. Noda atau endapan itu harus
dilarutkan dalam sedikit asam nitrat encer pansa, dan hidrogen sulfida
dialirkan ke dalam larutan setelah diencerkan.. maka kita akan memperoleh
endapan jingga, stibium trisulfida.
2Sb³⁺ + 3Zn↓ → 2Sb↓ + 3Zn²⁺
Sedikit stibina SbH₃
mungkin dilepaskan, bila zink yang dipakai maka lebih baik memakai timah.
2Sb³⁺ + 3Sn↓ → 2Sb↓ + 3Sn²⁺
Suatu modifikasi dari
uji yang diatas adalah dengan menaruh setetes larutan yanbg mengandung stibium
di atas mata uang perak asli, dan menyentuh mata uang tersebut melalui tetesan
itu dengan sepotong timah atau zink (suatu bercak hitam akan terbentuk di atas
mata uang tersebut).
5. Kawat besi : endapan
hitam stibium
2Sb³⁺ + 3Fe → 2Sb↓ + 3Fe²⁺
6. Larutan kalium
iodida : warna menjadi merah karena pembentukan garam kompleks.
Sb³⁺ + 6I⁻ → [SbI₆]³⁻
7. Reagensia Rodamina-B
(tetraetilrodamina) : pewarnaan lembayung atau biru dengan stibium kuinkuevalen
(bervalensi 5). Stibium tervalen tidak memberi respon terhadap uji ini, maka
harus dioksidasikan dengan kalium atau natrium nitrit dengan disertai asam
klorida pekat. Dengan mengoksidasikan Sb (III) menjadi Sb (V) dengan sedikit
nitrit padat, kita mendapat suatu cara yang baik sekali unutk menguji Sb,
meskipun ada Sn dalam jumlah banyak.
Larutan uji harus dalam
keadaan asam sekali dengan asam klorida, dan stibium (III) dioksidasikan dengan
menambahkan sedikit natrium atau kaliuum nitrit padat.
8. Reagensia asam
fosfomolibdat (H₃[PMo₁₂O₄₀])
: biru molibdenum dihasilkan oleh garam-garam stibium (III). Dari ion-ion dalam
golongan II, hanya timah (II) yang mengganggu pada uji ini. Larutan uji boleh
terdiri dari larutan yang telah disaring, yang diperoleh dengan mengolah
endapan golongan IIB dengan asam klorida.
STIBIUM,, Sb (Ar
: 121,75)---STIBIUM (V)
Reaksi-reaksi ion
stibium (V)
Ion stibium (V) diturunkan dari oksida
amfoter Sb₂O₅. Dalam asam, oksida ini melarut dengan
membentuk kation stibium (V), Sb⁵⁺ :
Sb₂O₅ + 10H⁺ 2Sb⁵⁺ + 5H₂O
Jadi dalam larutan asam, yang terdapat
adalah ion Sb⁵⁺.
Di lain pihak, dalam alkali-alkali, ion
antimonat SbO₄³⁻
yang terbentuk :
Sb₂O₅ + 3OH⁻ 2SbO₄³⁻ + 3H⁺
Jadi dAlam susunan basa, yang terdapat
dalam larutan adalah SbO₄³⁻.
SbO₄³⁻
adalah rumus yang disederhanakan dari komposisi ion antimonat. Sebenarnya ia
berada dalam bentuk terhidrasi, yang boleh dinamakan heksahidrosoantimonat (V).
Pembentukannya dari Sb₂O₅ dengan alkali
dapat dilukiskan dengan reaksi :
Sb₂O₅ + 2OH⁻ + 5H₂O 2[Sb(OH)₆]⁻
Untuk mempelajari reaksi-reaksi ini,
suatu larutan kalium heksahidroksoantimonat K[Sb(OH)₆] 0,2M, dapat dipakai.
Sebagai alternatif, boleh dilarutakan stibium pentoksida Sb₂O₅ dalam asam klorida
pekat.
1. Hidrogen sulifda :
endapan merah-jingga stibium pentasulfida, Sb₂S₅. Dalam larutan yang
sedang bersifat asam. Endapan ini larut dalam larutan amonium sulfida
(menghasilkan tioantimonat). Dalam larutan hidroksida alkali, dan juga
dilarutkan oleh asam klorida pekaat dengan pembentukan stibium triklorida dan
pemisahan belerang. Garam-tio ini terurai oleh asam, pada pentasulfida
diendapkan.
2Sb⁵⁺ 5H₂S → Sb₂S₅↓ + 10OH⁻
|
|
Sb₂S₅↓ + 3S²⁻ → 2SbS₄³⁻
|
|
Sb₂S₅↓ + 6OH⁻ → SbSO₃³⁻ + SbS₄³⁻ + 3H₂O
|
|
Sb₂S₅↓ + 6H⁺ → 2Sb³⁺ + 2S↓ + 3H₂S↑
|
|
2SbS₄³⁻ + 6H⁺ → Sb₂S₅↓ + 3H₂S↑
|
|
SbSO₃³⁻ + SbS₄³⁻ + 6H⁺ → Sb₂S₅↓ + 3H₂O
|
2. Air : endapan putih
garam-garam basa dengan komposisi yang bermacam-macam (pada akhirnya akan
terbentuk asam antimonat) :
Sb⁵⁺ + 4H₂O H₃SbO₄↓ + 5H⁺
H₃SbO₄↓ + 5H⁺ Sb⁵⁺ + 4H₂O
|
H₃SbO₄↓ + 3OH⁻ SbO₄³⁻ + 3H₂O
|
Endapan melarut dengan
baik dalam asam maupun basa-basa alkali, tetapi tidak dalam karbonat-karbonat
logam alkali.
3. Larutan kalium
iodida : dalam larutan yang bersifat asam, iod memisahkan diri :
Sb⁵⁺ + 2I⁻ Sb³⁺ + I₂
Jika ion Sb⁵⁺ terdapat berlebihan,
kristal-kristal iod memisah dan mengapung di atas permukaan larutan. Bila
dipanaskan, muncul uap lembayung iod yang khas. Jika reagensia ditambahkan
berlebihan, terbentuk ion-ion tri-iodida coklat, yang menapis warna kuningdari
ion heksaiodoantimonat (III) :
Sb⁵⁺ + 9I⁻ → [SbI₆]³⁻ + I₃⁻
4. Zink atau timah :
endapan hitam stibium dengan adanya asam klorida :
2Sb⁵⁺ + 5Zn↓ → 2Sb↓ + 5Zn²⁺
|
2Sb⁵⁺ + 5Sn↓ → 2Sb↓ + 5Sn²⁺
|
Sedikit stibina (SbH₃)
yang turut dihasilkan dengan zink.
5. Reagensia Rodamida-B
: (lihat senyawa-senyawa stibidium (III) dalam hal ini tidak diperlukan
oksidasi pendahuluan.
UJI-UJI KHUSUS UNUTK
STIBIUM YANG BERJUMLAH SEDIKIT
1. Uji Marsch
Stbina SbH₃
yang bercampur dengan hidrogen, yang dilepaskan, terbakar dengan memberi nyala
hijau-kebiruan yang pucat, dan menghasilkan suatu bercak hitam yang kusam di
atas cawan porselen dingin yang dipegang di atas api (endapan ini tidak larut
dalam larutan natrium hipoklorit atau larutan ubuk pemutih, tapi dilarutkan
oleh asam tartrat).
Gas ini terurai bila dialirkan melalui
sebuah tabung yang dipanaskan sampai merah
redup. Cermin stibium yang mengkilap akan terbentuk dengan cara yang
serupa seperti cermin arsenik, tapi didepositkan pada kedua belah sisi dari
bagian tabung yang dipanaskan, karena stibina jauh lebih tidak stabil. Cermin
ini dapat diubah menjadi stibium trisulfida yang berwarna merah-jingga, dengan
melarutkannya dalam sedikit asam klorida mendidih, dan mengalirkan hidrogen
sulfida ke dalam larutan itu.
Bila campuran itu stibina-hidrogen
dialirkan ke dalam larutan perak nitrat (uji Holfmann), diperoleh endapan hitam
perak antimonida Ag₃Sb (diuraikan oleh
perak nitrat yang berlebih, menjadi perak dan stibium (III) oksida :
SbH₃ + 3Ag⁺ → Ag₃Sb↓ + 3H⁺
|
|
2Ag₃Sb↓ + 6Ag⁺ + 3H₂O → 12Ag↓ Sb₂O₃↓ + 6H⁺
|
Paling baik, larutkan endapan dalam
larutan asam tartarat da uji terhadap stibium dengan hidrogen sulfida dengan
cara yang biasa.
2. Uji Gutzeit
Dihasilkan noda cklat yang larut dalam
alkohol 80%, asalkan konsentrasi stibium dari larutan itu tidak terlalu tinggi.
3. Uji-Uji Fleitmann
atau Bettendorff
Hasil negatif akan diperoleh bila uji-uji
ini dipakai unutk senyawa stibium (perbedaan dari arsenik)
4. Uji Reinsch
Endapan abu-abu sampai hitam terbentuk
di atas tembaga. Memijarkan endapan ini dalam tabung uji kering, akan memberi
sublimat yang non-kristalin dari stibium (III) oksida, yang larut dalam larutan
kalium hidrogen tartrat. Hidrogen sulfida akan mengendapkan stibium sulfida
yang merah-jingga dari larutan ini, yang diasamkan dengan asam klorida.
5. Uji Kering (Uji
Pipa-Tiup)
Bila senyawa-senyawa stibium dipanaskan
dengan natrium karbonat di atas arah, akan diperoleh sebutir manik logam yang
getas, yang dikelilingi oleh kerak berwarna putih.
Komentar
Posting Komentar