·
Barium
(Ba)
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil
dalam udara kering.
1.
Barium bereaksi dengan air dalam udara yang
lembab, membentuk oksida atau hidroksida. Barium melebur pada 710oC.
Logam ini bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk Barium hidroksida dan
hidrogen.
Ba + 2H2O à
Ba2+ + H2
+ 2OH-
Asam encer melarutkan Barium dengan mudah dengan mengeluarkan hidrogen.
Ba + 2H+ à
Ba2+ + H2
Barium adalah bivalen dalam garam-garam, membentuk kation barium(II), Ba2+.
Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan menambahkan asam klorida pekat atau
asam nitrat pekat kepada larutan natrium, barium klorida atau nitrat mungkin
mengendap sebagai akibat hukum kegiatan masa.
2.
Larutan amonia : tak terjadi endapan barium
hidroksida karena kelarutannya relatif tinggi. Jika larutan yang basa itu
terkena udara luar, sedikit karbondioksida akan terserap dan terjadi kekeruhan
yang ditimbulkan oleh barium karbonat. Sedikit kekeruhan mungkin terjadi ketika
menambahkan reagensia; ini disebabkan oleh sejumlah kecil amonium karbonat,
yang sering terdapat dalam reagensia yang telah lama.
3.
Larutan amonium karbonat : endapan putih barium
karbonat, yang larut dalam asam asetat dan dalam asam mineral encer.
Ba2+ + CO32-
à BaCO3 ¯
Endapan larut sedikit dalam larutan garam-garam amonia dari asam-asam kuat;
ini disebabkan karena ion amonium, sebagai suatu asam kuat, bereaksi dengan
basa, yaitu ion karbonat, CO32-, dengan mengakibatkan
terbentuknya ion hidrogen karbonat, HCO3-, maka
konsentrasi ion karbonat dari larutan menjadi berkurang.
NH4+ + CO32- à NH3 + HCO3-
atau
NH4+ + BaCO3 ¯ à
NH3 +
HCO3- + Ba2+
Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, ia bisa larut dengan
baik dalam garam amonium yang berkonsentrasi tinggi.
4.
Larutan amonium oksalat : endapan putih barium
oksalat Ba(COO)2, yang hanya sedikit larut dalam air (0,09 g/liter; Ks
= 1,7 x 10-7), tapi dilarutkan dengan mudah oleh asam asetat encer
(perbedaan dari kalsium) dan oleh asam mineral.
Ba2+ + (COO)22- « Ba(COO)2 ¯
5.
Asam sulfat encer : endapan putih barium sulfat
BaSO4 hampir tak larut dalam asam encer dan dalam larutan amonium
sulfat, dan larut cukup baik dalam asam sulfat pekat mendidih. Dengan
mengendapkan dalam larutan yang mendidih, atau lebih baik lagi dengan
menambahkan pula amonium asetat, diperoleh bentuk yang lebih mudah disaring:
Ba2++ SO42- à BaSO4 ¯
BaSO4 ¯
+ H2SO4 (pekat) à
Ba2+ + 2HSO4-
Jika barium sulfat dididihkan dengan larutan natrium karbonat pekat,
terjadi transformasi parsial menjadi barium karbonat yang kurang larut, menurut
persamaan :
BaSO4 ¯
+ CO32- «
BaCO3 ¯ + SO42-
Karena reaksi ini reversibel, transformasi ini tak sempurna. Jika
campuran disaring dan dicuci ( jadi menghilangjkan natrium sulfat) dan residu
dididihkan dengan sejumlah larutan natrium karbonat yang baru saja dibuat,
lebih banyak lagi barium sulfat akan berubah menjadi karbonat yang
bersangkutan.
6.
Larutan kalsium sulfat jenuh : endapan segera
dari barium sulfat putih. Fenomena yang serupa terjadi jika dipakai reagensia
strontium sulfat jenuh.
Penjelasan atas reaksi-reaksi ini adalah sebagai berikut : dari ketiga
alkali tanah sulfat, barium sulfatlah yang paling sedikit larut. Dalam larutan
kalsium atau strontium sulfat jenuh, konsentrasi ion sulfat cukup tinggi untuk
menimbulkan pengendapan dengan barium yang berjumlah agak banyak, karena hasil
kali konsentrasi-konsentrasi ion melampaui nilai hasil kali kelarutannya:
SO42- + Ba2+ « BaSO4 ¯
7.
Larutan kalium kromat : endapan kuning barium
kromat, yang praktis tak larut dalam air (3,2 mg/ liter, Ks = 1,6 x
10-10).
Ba2+ + CrO42- à BaCrO4 ¯
Endapan tak larut dalam asam asetat encer (perbedaan dari strontium dan
kalsium) tetapi dapat larut dengan mudah dalam asam mineral.
Penambahan asam pada larutan kalium kromat menyebabkan warna kuning dari
larutan berubah menjadi jingga-kemerahan, disebabkan terbentuknya dikromat:
2CrO42- + 2H+ « Cr2O72-
+ H2O
Dengan penambahan basa (misalnya ion-ion OH-) kepada larutan
dikromat, reaksi atom berlangsung dari kanan ke kiri karena ion hidrogen hilang
diikat oleh ion OH‑, maka kromat akan terbentuk.
8.
Reagensia rhodizonat
9.
Etanol bebas air dan eter : campuran 1+1 dari
pelarut-pelarut ini melarutkan barium nitrat anhidrat atau barium klorida
(perbedaan dari strontium dan kalsium). Garam-garam ini harus dipanaskan 180oC
sebelum pengujian, untuk menghilangkan semua air kristal. Uji ini bisa dipakai
untuk memisahkan barium dari strontium dan atau kalsium.
10. Uji
kering (pewarnaan nyala). Garam-garam barium bila dipanaskan dalam nyala bunsen
yang tak cemerlang (yang kebiru-biruan), memberi warna hijau-kekuningan pada
nyala. Karena kebanyakan garam barium, kecuali kloridanya, tak mudah menguap,
kawat platinum harus dibasahi asam klorida pekat sebelum dicelupkan ke dalam
zat itu. Sulfat mula-mula direduksi menjadi sulfida dalam nyala reduksi, lalu
dibasahi asam klorida pekat, dan dimasukkan kembali ke dalam nyala.
·
Strontium
(Sr)
Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat.
Strontium lebur pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat
barium.
1.
Larutan amonia : tak ada endapan.
2.
Larutan amonium karbonat: endapan putih
strontium karbonat :
Sr2+ + CO32- à
SrCO3 ¯
Strontium karbonat agak kurang larut dibanding barium karbonat; lain
daripada ini; ciri-ciri khasnya (kelarutan yang sedikit dalam garam-garam
amonium terurai oleh asam), adalah serupa dengan ciri-ciri khas barium
karbonat.
3.
Asam sulfat encer : endapan putih strontium
sulfat :
Sr2+ + SO42- à SrSO4 ¯
Kelarutan endapan tak dapat diabaikan (0,097 gr/L, Ks = 2,8 x 10-7).
Endapan tak larut dalam larutan amonium sulfat bahkan dengan mendidihkan
sekalipun (perbedaan dari kalsium), dan larut sedikit dalam asam klorida
mendididh. Ia hampir sempurna diubah menjadi karbonat yang bersangkutan, dengan
mendidihkan larutan karbonat pekat:
SrSO4 + CO32- « SrCO3 ¯ + SO42-
Strontium karbonat kurang larut dibanding strontium sulfat (kelarutan 5,9
mg SrCO3 L-1; Ks = 1,6 x 10-9 pada suhu ruang)
Setelah menyaring larutan, endapan dapat dilarutkan dalam asam klorida,
jadi ion-ion strontium dapat dipindahkan ke dalam larutan itu.
4.
Larutan kalsium sulfat jenuh : endapan putih
strontium sulfat, terbentuk dengan lambat-lambat dalam keadaan dingin, tetapi
lebih cepat dengan mendidihkan (perbedaan dengan barium)
5.
Larutan amonium oksalat : endapan putih
strontium oksalat
Sr2+ + (COOH)22-
à Sr(COO)2¯
Endapan hanya sedikit sekali larut dalam air (0,039 gr/L, Ks = 5 x 10-8).
Asam asetat tak menyerangnya; namun asam-asam mineral melarutkan endapan.
6.
Larutan kalium kromat: endapan kuning strontium
kromat
Sr2+ + CrO42- à
SrCrO4¯
Endapan larut agak banyak dalam air (1,2 gr/L, Ks = 3,5 x 10-5), maka tak
terjadi endapan dalam larutan strontium yang encer. Endapan larut dalam asam
asetat (perbedaan dari barium) dan dalam asam-asam mineral, oleh sebab-sebab
yang sama, seperti yang diuraikan pada barium.
7.
Reagensia natrium rhodizonat
8.
Etanol bebas air dan ete : campuran 1+1 dari
pelarut-pelarut ini, tidak melarutkan strontium nitrat anhidrat, tetapi
melarutkan strontium klorida anhidrat. Uji dapat dipakai untuk pemisahan
kalsium, strontium, dan barium.
Uji ini dapat dilakukan sebagai berikut: endapkan strontium sebagai
karbonat. Saring endapan, larutkan satu bagian darinya dalam asam klorida, dan
satu bagian lain dalam asam nitrat. Uapkan kedua larutan di atas kaca arloji
sendiri-sendiri sampai kering, panaskan residu sampai 180oC selama
30 menit, dan coba larutkan residu dalam ml pelarut.
9.
Uji kering (pewarnaan nyala). Senyawa-senyawa
stroantium yang mudah menguap, terutama kloridanya, memberi warna merah-karmin
yang khas pada nyala bunsen yang tak cemerlang.
·
Kalsium (Ca)
Kalsium adalah logam putih perak, yang
agak lunak. Yang melebur pada 845oC ia terserang oleh oksigen
atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan kalsium
hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan
hidrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+,
dalam larutan-larutan air. Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan
membentuk larutan yang tak bewarna, kecuali bila anionnya berwarna. Kalsium
klorida padat bersifat higroskopis dan sering digunakan sebagai zat pengiring.
Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol atau dalam
campuran 1+1 dari etanol bebas-air dan dietil eter.
Reaksi-reaksi :
1.
Larutan amonia: tak ada endapan, karena kalsium
hidroksida larut cukup banyak. Dengan zat pengendap yang telah lama dibuat,
mungkin timbul kekeruhan karena terbentuknya kalsium karbonat.
2.
Larutan amonium karbonat : endapan amorf putih
kalsium karbonat :
Ca2+ + CO32- à CaCO3 ↓
Dengan mendidihkan, endapan menjadi berbentuk kristal. Endapan larut
dalam air yang mengandung asam karbonat berlebihan (misalnya, air soda yang
baru dibuat), karena pembentukan kalsium hidrogen karbonat yang larut :
CaCO3↓ + H2O + CO2 ↔ Ca2+ + 2HCO-3
Dengan mendidihkan, endapan muncul lagi karena karbondioksida keluar
selama proses itu sehingga reaksi berlangsung kearah kiri. Ion-ion barium dan
sromtium bereaksi serupa. Endapan larut dalam asam, bahkan dalam asam asetat :
CaCO3 ↓ + 2H+ → Ca2+ + H2O + CO2↑
CaCO3↓
+ 2CH3COOH à Ca2++
H2O + CO2↑+ 2CH3COO-
Kalsium
karbonat larut sedikit dalam larutan garam-gaaram amonium dari asam kuat.
3.
Asam sulfat encer : endapan putih kalsium
sulfat :
Ca2+
+ SO42- → CaSO4↓
CaSO4
larut cukup berarti dalam air (0,61 gram Ca2+, 2,06 gram CaSO4
atau 2,61 gram CaSO4.2H2O l-1, Ks =
2,3 x 10-6) yaitu larut lebih banyak dari pada barium
Komentar
Posting Komentar