Asam
sitrat (C6H8O7) adalah komponen alami dan
metabolit umum tumbuhan dan hewan. Asam sitrat adalah asam organik yang paling
fleksibel dan banyak digunakan dalam makanan, minuman, deterjen dan
obat-obatan. Karena fungsi dan penerimaan lingkungan digunakan dalam aplikasi industri
dan penelitian banyak untuk buffering, penyesuaian pH, dan juga sebagai sumber
energi untuk metabolisme bakteri dikendalikan. Dalam bidang farmasi, asam
sitrat dapat berfungsi sebagai Sequistering agent 0,3-2,0
%; larutan buffer 0,1-2,0 %; penimbul rasa pada sediaan cair 0,3-2,0 %.
1.
Monografi Asam Sitrat
Nama Resmi : Acidum Citricum
Sinonim : 2-hydroxy
propane-1,2,3-tricarboxyclic acid monohydrate.
2-hidroksi-1
,2,3-asam propanetricarboxylic
Rumus
Molekul : C6H8O7 (anhydrous)
C6H8O7,H2O
(monohydrate)
Bobot Molekul : 192,1
(anhidrat); 210,1 (monohidrat).
Pemerian : Hablur bening, tidak
berwarna atau serbuk hablur granul sampai
halus,putih; tidak berbau atau praktis tidak
berbau; rasa sangat
asam.
Bentuk hidrat mekar dalam udara kering.
Kelarutan : Sangat mudah larut
dalam air; mudah larut dalam etanol; agak
sukar larut dalam eter.
Persyaratan
: Asam
sitrat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih
dari setara dengan 101,0% dari C6H8O7, dihitung
dengan mengacu pada substansi anhidrat.
2.
Identifikasi Asam Sitrat
Untuk identifikasi asam sitrat
dapat digunakan dengan 2 metode, yaitu metode klasik dan metode instrumental.
a. Metode
instrumental, dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri dan
kromatografi
b. Metode
Klasik, dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu:
- Titrasi Asam-Basa
Titrasi asam-basa sering disebut
juga dengan titrasi netralisasi. Dalam titrasi
ini, kita dapat menggunakan larutan
standar asam dan larutan standar basa.
Pada prinsipnya, reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu :
Reaksi
netralisasi terjadi antara ion hidrogen sebagai asam dengan ion hidroksida sebagai basa dan membentuk
air yang bersifat netral. Berdasarkan konsep
lain reaksi netralisasi dapat juga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dengan penerima proton (basa).
Cara titrasi asam-basa dengan menggunakan
asam sitrat:
·
Mengambil
larutan asam sitrat 0,1 M sebanyak 20 ml lalu tuangkan ke dalam labu elmeyer dan beri 2-3 tetes
indikator PP.
·
Mengambil
NaOH secukupnya dengan gelas kimia lalu tuangkan menggunakan corong ke dalam
buret setelah ditutup krannya sampai angka nol (0).
·
Membuka
kran sedikit demi sedikit sehingga NaOH menetes ke labu elmeyer yang berisi
larutan asam sitrat sambil diguncang-guncangkan. Menghentikan tetesan NaOH
sampai warna larutan di labu elmeyer tepat akan merah.
-
Larutkan atau suspensikan beberapa mg dalam 1 ml, tambahkan ke dalam 15
piridina
P, dan kocok. Tambahkan 5 ml anhidrida asetat P ke dalam campuran,
dan kocok : terjadi warna merah muda
- Larutkan 1 g dalam 10 ml air R. larutannya sangat asam
.
- Larutkan 0,5 g dalam 5 ml air R, dinetralkan dengan
menggunakan 1 M natrium hidroksida (sekitar 7 ml), tambahkan 10 ml
larutan kalsium klorida R, panaskan
sampai
mendidih sehingga akan terbentuk endapan putih
- Larutkan 2,0 g dalam R air dan encer untuk 10 ml dengan pelarut yang sesuai.
- Larutkan 2,0 g dalam R air dan encer untuk 10 ml dengan pelarut yang sesuai.
Larutannya
berwarna lebih muda dibandingkan dengan uji menggunakan
spektrofotometri.
3. Penetapan Kadar
Asam
sitrat dan garamnya banyak digunakan dalam berbagai sediaan farmasi sehingga
perlu dicari metode penetapan yang relatif sederhana tetapi cukup repercaya.
Larutan asam sitrat (1 persen) ditetapkan secara alkalimetri dengan baku NaOH
dan secara kompleksometri dengan baku Na-EDTA. Hasil kedua metode kemudian
dibandingkan ketetapan dan ketelitiannya. Campuran ofisial yang terdiri dari
asam sitrat-natrium bikarbonat sama banyak dititrasi secara kompleksometri
seperti sebelumnya. Hasil analisis kemudian diuji ketelitiannya dan
ketepatannya. Uji statitik menunjukkan bahwa metode komplesometri memberikan
ketelitian yang sama tetapi ketetapan lebih rendah dibandingkan metode
alkalimetri. Koefisien variasi metode alkalimetri 0,25 persen, sedangkan metode
kompleksometri 2,18 persen. Sementara untuk asam sitrat yang tercampur bikarbonat
metode kompleksometri memberikan ketelitian yang tinggi (100,71 persen) dengan
keefisien variasi 3,28 persen. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
metode kompleksometri dapat diterapkan untuk penetapan kadar asam sitrat baik
dalam keadaan tunggal maupun yang tercampur dengan garam karbonat/bikarbonat.
Penetapan kadar yang sering digunakan adalah
penetapan dengan menggunakan metode titrasi asam basa. Penetapan kadar dapat
dihitung dengan menggunakan rumus.
V1.M1 = V2.M2
Contoh perhitungan:
Data titrasi :
No.
|
Volume Larutan Asam Sitrat 0,1 M
|
Volume NaOH x M
|
1.
|
20 ml
|
17,5 ml
|
2.
|
20 ml
|
17 ml
|
3.
|
20 ml
|
17,5 ml
|
Rata-rata
|
52/3 = 17,3 ml
|
- Warna
larutan tepat akan merah TAT (Titik Akhir Titrasi)
HCl penetralan (H2O)
V1.M1 = V2.M2
20.0,1 = 17,3.M2
M2 = 0,12 M
Komentar
Posting Komentar