Langsung ke konten utama

Drug Therapy Monitoring (DTM)

Drug Theraphy Monitoring merupakan sarana pemantauan tingkat obat dalam darah. DTM digunakan untuk mengukur tingkat obat darah sehingga dosis yang paling efektif dapat ditentukan, dan toksisitas dapat dicegah. DTM juga digunakan untuk mengidentifikasi kepatuhan pasien (pasien dengan alasan apa pun tidak dapat atau tidak akan mematuhi dosis obat yang diresepkan oleh dokter).

     Karena begitu banyak faktor yang berbeda mempengaruhi tingkat obat dalam darah, hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam DTM :
-         -  Usia dan berat badan pasien ;
-        -   Rute pemberian obat ;
-         - Tingkat penyerapan obat ;
-         -  Laju ekskresi obat ;
-         - Tingkat pelepasan obat, dan dosis ;
-         - Obat lain yang pasien miliki atau pengobatan lain yang sedang dijalani ;
-         -  Penyakit lain yang pasien rasakan ;
-         - Kepatuhan pasien mengenai regimen pengobatan obat ;
-         -  Metode laboratorium yang digunakan untuk menguji obat.

     DTM adalah suatu metode yang dapat membantu dokter memberikan terapi obat yang efektif dan aman pada pasien yang memerlukan pengobatan. Pemantauan dapat digunakan untuk mengkonfirmasi tingkat konsentrasi obat darah yang berada di atas atau di bawah kisaran efek terapeutik, atau jika efek terapi yang diinginkan dari obat ini tidak seperti yang diharapkan. Jika hal ini terjadi , dan dosis melebihi normal maka harus diulang, DTM dapat meminimalkan waktu yang telah terlewati.

     DTM penting bagi pasien yang memiliki penyakit lain yang dapat mempengaruhi obat memberikan efek terapeutik, atau seseorang yang mengambil obat yang lain yang dapat mempengaruhi kadar obat dengan berinteraksi dengan obat yang tersebut. Sebagai contoh, tanpa pemantauan obat dokter tidak bisa memastikan apakah ada kurangnya respon terhadap antibiotik mencerminkan resistensi bakteri pada pasien, atau merupakan hasil yang berarti kegagalan untuk mencapai kisaran efek terapeutik yang tepat dari konsentrasi antibiotik dalam darah. pada kasus infeksi yang mengancam jiwa, terapi antibiotik yang efektif sangat penting mempunyai keberhasilan yang tinggi. Sama pentingnya untuk menghindari toksisitas pada pasien yang mempunyai penyakit yang parah. Oleh karena itu, jika gejala toksik muncul dengan dosis standar, DTM dapat digunakan untuk menentukan perubahan dosis.
     Pengambilan darah sering digunakan DTM sebagai sampel, karena menunjukkan kerja obat dalam tubuh pada tiap waktu tertentu, sedangkan ketersediaan hayati obat yang diperiksa melalui sampel urin mencerminkan adanya obat selama beberapa hari (tergantung pada laju ekskresi). Oleh karena itu, tes dengan sampel darah adalah prosedur yang diperlukan unutk mengetahui data “pasti” yang diperlukan. Namun, untuk penyerapan yang memadai dan tingkat terapeutik akurat, penting untuk memungkinkan waktu yang cukup untuk lulus antara pemberian obat dan koleksi sampel darah.
     Namun, untuk penyerapan yang cukup dan tingkat terapeutik akurat, sangat penting untuk memperkirakan waktu yang cukup antara pemberian obat dan pengumpulan sampel darah.
     Spesimen darah yang digunakan untuk drug monitoring dapat diambil di dua waktu yang berbeda :
-          Dimana konsentrasi obat dalam keadaan mempunyai efek terapeutik yang tinggi (peak levels) ,atau rendah (through levelss). Kadang-kadang disebut tingkat residu, tingkat endapan menunjukkan tingkat terapi yang cukup ;   Jika pada peak levels menunjukkan keracunan (toksisitas). Peak dan through harus diturunkan dalam kisaran terapeutik.
     Dalam mempersiapkan metode ini, ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan seperti :
-          Tergantung obat apa yang akan dilakukan pengujian, dokter harus memutuskan apakah pasien harus berpuasa terlebih dahulu (tidak makan atau minum untuk jangka waktu tertentu) sebelum dilakukannya pengujian ;
-          Diperkirakan waktu yang tepat untuk pengambilan spesimen darah, jikapasien diduga mengalami gejala toksisitas ;
-          Jika terdapat keraguan apakah sebuah dosis dapat mencapai peak levels, setidaknya menghasilkan through levels (konsentrasi obat terkecil) ;
-          Peak levels (konsentrasi tertinggi) biasanya diperoleh pada satu sampai dua jam setelah pemberian secara oral, sekitar satu jam pada pemberian intra-muskular (IM), dan sekitar 30 menit pada pemberian intravena (IV). Tingkat residu atau through levels biasanya diperoleh dalam 15 menit dari dosis yang dijadwalkan pemakaian berikutnya.
     Resiko dari metode pengujian ini sebenarnya minimal (sedikit), tetapi dapat menyebabkan sedkiti pendarahan dari “tempat” pengambilan specimen darah, lemas atau merasakan pusing setelah spesimen darah diambil, atau terjadinya akumulasi darah pada “tempat” tusukan (hematoma).

Sumber
-          Pagana, Kathleen Deska. Mosby's Manual of Diagnostic and Laboratory Tests. St. Louis: Mosby, Inc., 1998.

-          Gale Encyclopedia of Medicine. Copyright 2008 The Gale Group, Inc. All rights reserved.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hormon Prostaglandin

       Prostaglandin   adalah setiap anggota kelompok  l ipid   senyawa yang berasal enzimatis dari   asam lemak   dan memiliki fungsi penting dalam   hewan   tubuh.        Mereka adalah mediator dan memiliki berbagai kuat   fisiologis   efek, seperti mengatur kontraksi dan relaksasi otot polos jaringan. Prostaglandin tidak   hormon , tetapi   autokrin   atau   parakrin , yang bertindak secara lokal molekul messenger. Mereka berbeda dari hormon dalam bahwa mereka tidak diproduksi di lokasi diskrit tapi di banyak tempat di seluruh tubuh manusia. Juga, sel target mereka yang hadir di sekitar langsung dari situs ekskresi mereka (ada banyak). Prostaglandin, bersama dengan   tromboksan   dan   prostacyclins , membentuk   prostanoid   kelas turunan asam lemak, sebuah subclass dari eicosanoids.        Nama   prostaglandin   berasal dari  kelenjar prostat . Ketika prostaglandin pertama kali diisolasi dari   cairan mani   pada tahun 1935 oleh Swedia   fisiolog   Ulf von Euler , dan oleh MW

Asam Sitrat

                  Asam sitrat (C 6 H 8 O 7 ) adalah komponen alami dan metabolit umum tumbuhan dan hewan. Asam sitrat adalah asam organik yang paling fleksibel dan banyak digunakan dalam makanan, minuman, deterjen dan obat-obatan. Karena fungsi dan penerimaan lingkungan digunakan dalam aplikasi industri dan penelitian banyak untuk buffering, penyesuaian pH, dan juga sebagai sumber energi untuk metabolisme bakteri dikendalikan. Dalam bidang farmasi, asam sitrat dapat berfungsi sebagai Sequistering agent   0,3-2,0 %; larutan buffer 0,1-2,0 %; penimbul rasa pada sediaan cair 0,3-2,0 %. 1. Monografi Asam Sitrat                                                                                                                                                                                                                                Nama Resmi                   : Acidum Citricum Sinonim                             : 2-hydroxy propane-1,2,3-tricarboxyclic acid monohydrate.

Kelarutan

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu   zat kimia tertentu,   zat terlarut   ( solute ), untuk larut dalam suatu   pelarut ( solvent ). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada   kesetimbangan . Larutan hasil disebut   larutan   jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah   etanol   di dalam   air . Sifat ini lebih dalam   bahasa Inggris   lebih tepatnya disebut   miscible . Melarut tidaknya suatu zat dalam suatu sistem tertentu dan besarnya kelarutan, sebagian besar tergantung pada sifat serta intensitas kekuatan yang ada pada zat terlarut-pelarut dan resultan interaksi zat terlarut-pelarut. Dalam besaran kuantitatif kelarutan didefinisikan sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, dan secara kualitatif didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen. Suatu